Dinner Fork Deformity
Dinner Fork Deformity
Sebastian Mihardja
RS Puri Medika, Jakarta
Fraktur adalah suatu terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung. Fraktur dapat terjadi pada semua tulang, salah satunya yang terjadi adalah fraktur Colles.
Fraktur Colles merupakan salah satu dari macam fraktur yang biasa terjadi pada pergelangan tangan. Secara klasik fraktur ini terjadi setelah adanya jatuh bertumpu pada tangan yang teregang. Fraktur pada distal radius biasanya terjadi 3 sampai 4 cm dari permukaan sendi, Garis fraktur biasanya berada 2,5cm disebelah proksimal pergelangan tangan dan fragmen distalnya berpindah tempat ke posterior (deformitas menyerupai garpu “Dinner Fork Deformity” bila dilihat dari samping) dan ke radial sering kali disertai beberapa derajat pemendekan tulang akibat impaksi beberapa bagian komponen.
Fraktur colles merupakan fraktur dengan insiden tertinggi kedua pada usia tua selain fraktur pada daerah panggul yang biasanya mengalami osteoporosis . Rasio antara perempuan : laki- laki dari tingkat kejadian pada pasien fraktur colles adalah 3:1. Pada pasien wanita insiden meningkat tajam dari usia diatas 50 tahun dan hampir dua kali lipat dengan setiap interval usia 10 tahun sampai usia 70 tahun dan mencapai puncaknya setelah usia 90 tahun
Fraktur ini juga sering terjadi pada anak kecil > 5 tahun dan 60% terjadi pada daerah metafisis . Insiden puncak justru terjadi pada saat puncak pertumbuhan tulang anak karena menurapakan titik tulang terlemah dimana terjadi disosiasi antara pemanjangan tulang dengan mineralisasi. Selain itu pada anak-anak juga terdapat lempeng epifisis tersusun jaringan kartilago dengan struktur yang unik yang lemah terhadap tekanan benturan.
Dalam penanganan fraktur bisa dengan penanganan konservatif terdiri dari: (1) pertolongan pertama : rest, elevate, ice, segera bawa ke bagian gawat darurat, jangan menggerakkan tangan, (2) manajemen pada trauma tulang dan sendi: recognized, reposition, retain dan rehabilitation.
Operasi dilakukan bila terdapat fraktur yang tidak stabil dengan pemasangan internal fiksasi (Pen/ Implant). Bila internal fiksasi dipasang dengan semestinya, maka akan dapat menahan fraktur dengan aman, sehingga gerakan dapat segera mungkin dimulai. Terapi latihan diberikan untuk pemulihan serta bisa pula untuk pemulihan fungsional yang terganggu karena adanya nyeri dan bengkak dijaringan sekitar. Prinsip utama dari terapi latihan pasca fraktur adalah mengembalikan pasien tersebut dalam tingkat aktivitas normalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ebnezar, J. Textbook of Orthopaedics. 4th. Jaypee Brothers Medical Publishers (P) ;2017.
Miller MD, Thompson SR. Miller’s review of orthopaedics. 8th ed. Philadelphia. Saunder Elsevier. 2019.
Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 2. Makassar: Bintang Lamumpatue. 2003.
Sangeetha, P, et al. Natarajan’s TextBook of Orthopaedics and Traumatology. 8th. Ed. New Delhi: Wolters Kluwer; 2018